Sarung Bantal Kursi – Embroidery Cushion Cover

Rp 81.300

Stok 1

SKU: TSN03010017 Kategori: ,

HISTORY JOHAR BARU

Johar Baru adalah Salah Satu Kecamatan di wilayah kota Administrasi Jakarta Pusat yang merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Cempaka putih. Kecamatan Johar Baru terdiri dari 4 kelurahan yaitu : Kelurahan Tanah Tinggi, kelurahan Johar Baru, Kelurahan Kampung Rawa dan Kelurahan Galur yang merupakan salah satu Kecamatan yang termasuk wilayah padat penduduk dan mungkin wilayah terpadat di Indonesia bahkan termasuk wilayah terpadat Se Asia Tenggara. Wilayah strategis yang berada di pusat kota bahkan pusat bisnis di Jakarta. Selain merupakan wilayah padat penduduk, wilayah ini juga merupakan wilayah Rawan Peredaran gelap Narkoba. Terhitung sejak tahun 1980an Wilayah Kecamatan Johar Baru sudah termasuk daerah Hitam terutama di wilayah Kelurahan Tanah Tinggi. Selain itu wilayah Johar baru juga termasuk wilayah rawan tawuran antar warga dan di indikasikan terjadinya tawuran merupakan salah satu strategi atau pengalihan masuknya Narkoba ke wilayah Johar Baru.

Berbagai upaya pencegahan peredaran gelap Narkoba di Wilayah Johar Baru sudah sering kali dilakukan baik  dari pihak Pemerintahan Kota Administasi Jakarta Pusat itu sendiri dan Aparat Polres Metro Jakarta Pusat maupun Pihak Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan melakukan Razia Kependudukan dan Narkoba di tiap – tiap kelurahan di Wilayah Kecamatan Johar Baru, tetapi hasilnya belum maksimal dirasakan oleh Warga Johar Baru ini dikarenakan masih maraknya Tawuran di wilayah Johar baru yang di indikasikan sebagai upaya masuknya barang – barang tersebut ke wilayah Johar Baru.

Dengan masuknya BNN melalui Deputi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai dampak yang sangat baik terhadap masyarakat di Wilayah Johar Baru. Meskipun Peredaran Narkoba masih ada di wilayah ini tetapi dampak yang dirasakan oleh masyarakat melalui Sosialisai dan pelatihan – pelatihan yang diberikan BNN terhadap warga masyarakat Johar baru khususnya anak – anak yang rentan menggunakan Narkoba. Banyaknya pengangguran di Wilayah Kecamatan Johar Baru membuat masyarakat di wilayah tersebut banyak mengambil jalan pintas untuk medapatkan uang dengan jalan menjadi pemakai dan pengedar Narkoba, dan BNN melalui deputi Pemberdayaan masyarakat telah memberikan perhatian kepada Warga masyarakat Johar Baru dengan memberikan Pelatihan – pelatihan ketrampilan agar warga masyarakat Johar Baru mempunyai kemampuan dan dapat menciptakan Lapangan Pekerjaan sendiri serta tidak lagi menjadi pemakai dan pengedar Narkoba

Setelah warga masyarakat Johar Baru mendapat berbagai macam pelatihan seperti Pelatihan bermain musik, Pelatihan Otomotif, pelatihan Handycraft, Tataboga, penanaman jahe merah, dll. Warga Johar baru sedikit demi sedikit mereka mulai meninggalkan kebiasaan mengkonsumsi Narkoba. Dampak dari hasil pelatihan yang selama ini mulai dirasakan yaitu dengan tidak adanya lagi Tawuran atau konflik Warga di sekitar Johar Baru, dan banyak pula diantara mereka mulai bekerja dan membuat usaha. Selain itu tindakan tegas dari Aparat terkait juga sangat membantu hingga kawasan Johar Baru menjadi Kawasan yang kondusif, Bebas Tawuran dan Narkoba.

Sejak awal pembuatan hingga saat ini, Dayamas Johar Baru telah menghasilkan beragam jenis produk, mulai dari Kerudung Lukis, Sepatu Lukis dan Tas Lukis. Produk-produk kerajinan Dayamas Johar Baru yang diproduksi para Pemuda, Pemudi maupun Ibu-Ibu pengrajin  dipasarkan melalui berbagai jalur, antara lain event pameran, penjualan online, dan pesanan dari berbagai kalangan, baik perorangan, perusahaan, lembaga, dll.

Namun ada beberapa hambatan yang dialami masyarakat Johar Baru diantaranya adalah belum mempunyai workshop dan ruangan display yang tetap dan memadai dalam hal ini baik produksi maupun pengerjaan masih dilakukan di masing-masing rumah anggota. Serta permodalan masih belum mencukupi.

 

The History of Johar Baru

Johar Baru sub-district located in the Central Jakarta area, it is consist of 4 villages, they are Tanah Tinggi village, Johar Baru village, Kampung Rawa village and Galur village which are classified as the densest village in Southeast Asia. Those areas are very strategic since it is located in the city centre of Jakarta and possibly became a prone area of illicit drug trafficking. Since the year of the 1980s, Johar Baru area and surroundings are knowing as the Black Area, a place where easily found illicit drugs trafficking. The brawl between villages is commonly happened there, as it indicated that when the brawl happened to mean the entry of illicit drugs into Johar Baru. It was one of the strategies to smuggle the illicit drug into some village.

Various efforts to prevent and encounter illicit drug trafficking in the Johar Baru region have often been carried out together with, from the local government of Jakarta Province, the Central Jakarta Metro Police Officers and the National Narcotics Board of Indonesia (NNB) by conducting sudden Population and Narcotics Raids in each villages of  Johar Baru sub-district area, but the results have not been as what expected.

With the invasion of NNB through the Deputy for Community Empowerment into, it has a very good impact on the community in the Johar Baru region. Residents in Johar Baru especially teenage, housewives and unemployment who are vulnerable to drugs abuse, received many training and workshop provided by the Directorate of Alternative Development to help them gain new skills. These new skills are given to encounter economic issue caused by being unemployment since it is vulnerable for them to take shortcuts to earn money by becoming drug users and dealers. Furthermore, the Alternative Development program is given through various kinds of training such as music playing, automotive, handicraft, culinary and red ginger planting. Johar Baru communities have only begun to gradually abandon the habit of consuming drugs as they have other legal productive activity to earn for their living. Many of them currently have started working on making handicraft products, ranging from painting veils, painting shoes and bags. They are marketed through market channels, from participating in exhibition events, online sales, word of mouths and orders from various groups, both individuals, companies, institutions, etc.

Even though so, Johar Baru assisted communities still experienced some problems including the limitation of sufficient display workshop, insufficient capital and unavailability of production workshop.

Berat 0.01 kg
Dimensi 40 × 10 × 40 cm

Ulasan

Belum ada ulasan.

Jadilah yang pertama memberikan ulasan “Sarung Bantal Kursi – Embroidery Cushion Cover”
Made with passion by Vicky Ezra Imanuel